Bokep Viral Terbaru Ome Tv – Si Manis TTnya ngangenin mp4-h264 720p PEMERSATUDOTFUN

Ome Tv – Si Manis TTnya ngangenin mp4-h264 720p

Tidak ada voting

kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi klik cara mematikan ADBLOCK
Download free VPN tercepat
Ome, Manis, TTnya, ngangenin
Advertisement
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten Ome, Manis, TTnya, ngangenin yang ada pada kategori OMETV published pada 29 Juni 2023 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming Ome Tv – Si Manis TTnya ngangenin mp4-h264 720p secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Content Yang Serupa :
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :



Sekretarisku Tercinta 05


Sambungan dari bagian 04

"Paahh, oogghh Mamah rindu jilatanmu seperti ini, oogghh." lenguhan Ritaku baru lagi kudengar setelah dua bulan tidak ketemu. "Papah buka pakaiannya dong!" kata Rita mulai nggak sabar. Aku segera menanggalkan seluruh pakaian yang melekat dan ketika CD-ku kulepas, kontolku langsung mencuat keluar dengan tegang. Rita tersenyum manja dan langsung menyergap kontolku dengan kuluman mautnya.

"Paahh.. Mamah rindu kontol inii, eemmgghh enaakk Paahh, kok sudah assiinn?" Mulutnya menyedot-nyedot kontolku sambil mundur maju, aku merasakan kenikmatan luar biasa. Rita mengigit-gigit batang kontolku yang mulai menegang seperti kayu.

"Maahh, oogghh teruuss oogghh, tapi jangaann ooghh, keras-keras gigitnya!" aku mulai merem-melek keasyikan. Rita semakin kencang menghisap-hisap kontolku sambil memejamkan matanya, sementara buah-dadanya berayun-ayun ketika dia menaik-turunkan mulutnya sampai batang kontolku masuk semua di mulutnya.

"Paah, sudah keluar lendirnya, asiin!" sambil menelan cairan kontolku, dan hisapannya semakin menjadi-jadi di kepala kontolku sambil menghisap-hisap lendir kontolku. "Eeemmhh.. enaak Paahh." Aku semakin merem melek sambil menggapai buah dadanya, dan ketika tanganku berhasil meraihnya, kuremas-remas buah dadanya yang semakin kenyal dan kupilin bobanya yang kemarahan seperti buah delima matang.

"Maahh.. oogghh.. udaahh duluu yaang, Papah nggak tahaann.. ooghh." Aku menggelinjang kuat ketika hisapannya semakin asyik di kepala kontolku. "Sekarang giliran Mamah yang tidur." Rita telentang pasrah, kedua kakinya kurenggangkan, kuusap-usap perutnya yang mulai kelihatan sedikit buncit mengandung anakku. Kubenamkan mukaku di selangkangannya sambil kujilat kedua selangkangannya dan dengan cepat kujilat pula lubang duburnya. Rita selalu nggak tahan kalau kujilat lubang pantatnya. Dia menggelinjang kegelian sambil merintih. "Aduuhh, Papah jahaat!" Kumainkan itilnya dan lubang memeknya dengan lidahku dan kukeluarkan ludahku membasahinya sehingga terasa semakin nikmat ketika kuhisap cairan memeknya yang sudah mulai keluar bercampur ludahku. Asin, manis dan gurih. Kutelan dalam-dalam. Rita mulai menaik-turunkan pinggulnya kegelian.

"Paahh, eemmgghh.. oogghh, teruuss.. Paahh, lidahnya kayak kontool." Dia terus melenguh seperti biasanya, dan lenguhannya ini yang tak bisa kulupakan. Lidahku yang tegang semakin kujulurkan ke dalam lubang memeknya, kumainkan itilnya dengan lidah digetarkan, Rita menggelinjang hebat. Rongga-rongka memeknya kulumat dan kujelajahi dengan lidahku, sementara bibirku melumat kelentitnya yang memerah.






"Oooghh.. Papaahh.. nikmaat.. teruuss Paahh! Rita menaik-turunkan pantatnya semakin tinggi, sehingga lidahku seperti kontol menancap dalam di memeknya.
"Aduuhh.. Paahh.. oogghh.. Paahh, Mamaahh.. oogghh.. enaakk!" mulai deh Rita melenguh panjang. "Paah, hayo naik deh, Mamah sudah nggak tahan, masukin cepet kontolnya sayaang!" Rita semakin melebarkan selangkangannya dan menggapai badanku. Aku bangun dan menidurinya dengan hati-hati karena sekarang Rita sedang berbadan dua. kontolku sudah keras seperti batu dan mengangguk-ngangguk gagah mencari mangsa. kontol pun tahu bahwa kesukaannya ada di depannya, memek Rita memang sudah tak asing lagi buat kontolku sehingga begitu bersentuhan saja langsung mengeras bukan main. Seperti batu! Dan Rita memang nggak bakal lupa dengan keperkasaan kontolku yang mulai dikenalnya sejak dia perawan, untuk pertama kali menikmati kontol lelaki.

Kugesekan kontolku di pahanya, Rita kegelian, dan memberikan kode supaya langsung ditancapkan ke memeknya yang sudah menganga, basah, hangat dan mulai menyedot-nyedot mencari mangsa. Kubenamkan kepala kontolku sedikit demi sedikit, oh hangatnya memek Rita dan memeknya mulai bereaksi menyedot-nyedot, empot-ayamnya mulai main. Kutarik lagi kontolku, sehingga pinggul Rita ikut naik karena sudah tidak sabar ingin melumat kontolku. Kubenamkan lagi batang kontolku perlahan, Rita menaikkan pinggulnya ke atas, sehingga batang kontolku setengah ditelan memeknya. Pinggulnya diputar-putarkan sambil mengeluarkan jurus "empot-ayamnya".

"Ooogghh, Mamaahh.. uughhgghh.. nikmaatt aduhh." Desahanku membuat Rita semakin semangat menaik-turunkan pinggulnya, hingga batang kontolku semakin amblas ditelan memeknya yang tetap saja sempit.
"Paahh tekaann Paahh.. Mamaahh.. oogghh.. nikmaatt sekalii." Pinggul Rita dan badannya semakin bahenol dan seksi, perutnya yang sedikit membesar membuat nafsuku semakin menjadi-jadi. Kuganjal pantatnya dengan bantal dan aku setengah duduk dengan bertumpu pada dengkul mengentot kontolku keluar masuk memek Rita yang semakin naik ditopang bantal sehingga seluruh rongga memeknya terlihat jelas. "Bleess.. creekk.. blees.. creekk, gesekan dahsyat kontol dan memeknya yang empot ayam semakin ramai saja. Daging memeknya terlihat seperti terbawa ketika kucabut batang kontolku saking sempitnya. Dan "empot-ayam"-nya dikeluarkan kalau senggama dengan aku saja katanya, sedangkan dengan suaminya tetap seperti layaknya "gedebong pisang".
"Paah.., aduuhh, Paahh.., kontoolnya ooghh, Mamaahh.. nggaak tahaan.. Paahh!" Rita seperti nggak ingat sedang hamil, badannya bergetar, pinggulnya naik turun dengan cepatnya, miring ke kiri dan ke kanan merasakan kenikmatan kontolku yang perkasa.
"Paahh.. ooghh.. eemmghh.. oozzhh.. aauugghh.. eemmhh.. teruuzshh.. tusuukk.. Paahhghh", lenguhan itu yang sangat kudambakan. Aku seperti lelaki yang sangat dibutuhkan Ritaku, tidak ada lelaki lain yang bisa memuaskannya lahir batin.

Aku semakin gila menyodokkan kontolku keluar masuk memek Rita, kuangkat kaki kirinya ke atas dan kutenggelamkan seluruh batang kontolku sampai terasa mentok di ujung lubang memeknya.
"Ooogghh.. apaahh.. uughhzz.. Papaahh.. nikmaatt.. ooghh.. teruss.. aduuhh.. teruuss, Mamaahh.. maoo.. keluaarr!" Rita berteriak-teriak keras sekali sambil seluruh badannya bergetar dan bergoyang, keringat kami bercucuran seperti habis mandi membasahi sprei. "Paahh, kenapa dicabut?" Rita mendelik waktu kontolku mendadak dicabut dari lubang memeknya. Rita tersenyum lagi ketika kuminta dia menungging, supaya kami bisa bermain dengan "doggy style". Wow, pinggulnya yang putih mulus semakin berisi dan bahenol saja menambah nafsuku semakin menjadi, ketika Rita menungging. Kuhisap dan kujilat lendir memeknya dari belakang, sekalian lubang pantatnya, Rita melenguh panjang. Dia memang paling geli kalau dijilat lubang pantatnya. "Papaahh.. aduhh.. Mamaahh, nggak tahaan doongg.. Cepat masukin kontolnyaa!" teriak Rita sambil menunggingkan pantatnya, sehingga terlihat memeknya yang merah jambu dan sedikit basah itu. Kontolku yang lagi tegang-tegangnya kuarahkan ke lubang memeknya seperti mengarahkan meriam "Si Jagur" siap menembak tank-tank belanda. Dan.. "Bleesszzhh.." kontolku menyeruak ke dalam "gua kenikmatan dunia" Ritaku. Rita kembali melenguh panjang. "Paahh.. oogghh.., teruuss kocookk sayaang!" Aku mulai menarik dan membenamkan batang kontolku keluar masuk lubang memeknya yang terasa semakin sempit dan menyedot-nyedot kalau bersenggama dengan "doggy style" kesukaan kami berdua. "Ooogghh.. Maahh, Papah enaakk.. oogghh.. hhzz.. aahzzoogghh.. duuh.. Maahh.. aa.. duuhh gilaa.. yaangg, teruuss goyaang.. cakeep!" Rita memundur-majukan pantat dan pinggulnya semakin cepat sehingga bed kamar hotelku berderit-derit bunyinya. Keringat kami jatuh bercucuran. Nikmat sekali rasanya bersenggama dengan kekasihku tersayang ini. Jiwa raga kami rasanya bersatu-padu.

"Aduuhh.. Papaahh.. oogghh.. enaakk.. Paahh, teruuss Paahh entot.. teruuss.. aahh.. lebih kenceng, oogghh.. aahhzzhh.. duhh", badan Rita berguncang-guncang keras, goyangan pinggul dan pantatnya tambah menggila dan lubang memeknya seakan mau melumat habis dan mematahkan batang kontolku. Air maniku rasanya sudah mengumpul di kepala kontolku, siap disemprotkan kapan saja kalau mau, tapi aku mau agar Ritaku dulu yang klimaks supaya dia puas. Belum tentu kami bisa ketemu seminggu sekali, padahal dia pernah bilang bahwa kalau kami bisa kawin mungkin bisa berhubungan badan setiap malam, karena kontolku terasa nikmat sekali rasanya katanya suatu hari sambil melumat lendirku yang keluar di mulutnya, dan Rita nggak geli menelan semua air maniku.

"Paahh.. Mamaahh.. oogghh.. Paahh.. aaduuhh.. oggzz.. giillaa.. aahh.. oogghh.. Mamaahh.. ooghh.. Maauu keluaarr!"
"Tungguu sayaangg.. Mamaah berbalik dulu telentang lagi", perintahku, kami sudah hampir mencapai orgasme. Kucabut kontolku, Rita kemudian telentang dengan kedua kaki dibuka lebar. Memek dan lubang pantatnya kubersihkan dulu dengan jilatan lidahku penuh nafsu. Kutelan habis cairan memeknya yang asin, wangi dan gurih itu. Dia menggelinjang sambil bergumam "Aduuhh, oogghh, Papah jahaat!" sambil tersenyum manja dan matanya merem-melek. "Cepetan masukin lagi kontolnya Paahh, Mamah sudah nggak tahan nih!" Aku segera menaiki tubuhnya dengan hati-hati takut kandungannya tertekan dan anakku kesakitan. Kuarahkan lagi batang kontolku yang sudah merah legam seperti batu dibakar untuk siap bertempur sampai titik darah putihku terakhir, demi untuk Ritaku tersayang. Dan.. "Bleezzhh" dan Rita melenguh panjang sekali "Ooogghh Paahh.. kocookkhh yangghhzz.." Kutarik cepat kontolku sampai kepalanya nongol ke permukaan memeknya dan seketika itu juga kubenamkan habis batang kontolku ke lubang memeknya sampai terasa mentok. Rita melenguh panjang. "Ooogghh Paahh aduuhh gilaa nikmaat." Kucabut lagi batang kontolku tiba-tiba dan kubenamkan lagi kuat-kuat ke dalam memeknya, dengan style agak miring, terkadang dari lubang sebelah kanan, terkadang masuk dari lubang sebelah kirinya, membuat Rita terbuai kenikmatan luar biasa. "Oooww oogghh aahh Papahh enaakkhh duhh ampuunn duuhh ooghhz.. Paahhzz!" teriakannya melengking-lengking, seperti nggak peduli kalau ada yang dengar. Aku semakin bernafsu, keringatku bercucuran, kontolku terasa semakin tegang dan mau meledak dan terasa panas sekali seperti gunung mau memuntahkan laharnya. "Maahh.. ooghhzz Maahh Nonooknya gilaa empot ayaamm!"
"Goyaangg teruuss oogghh yuu bareeng keluariin Maahhggzz!

Kami semakin menggila saja, aku menusukkan batang kontolku dan mencabutnya setiap "setengah detik" sekali, dan goyangan pantat dan pinggul Rita semakin menjadi-jadi. Tempat tidur semakin ramai berderit-derit, keringat kami bercucuran seperti mandi sambil bersenggama, atau bersenggama sambil mandi, bercampur menjadi satu menambah kenikmatan dan rasa menyatu yang bukan main indahnya. Rita semakin menggila, mengelepar-gelepar keasyikan, matanya merem-melek. Kucium dan kulumat seluruh wajahnya, bibirnya, jidatnya, ludahnya kusedot dalam-dalam. Rita menggigit lidahku keras sekali sampai aku menjerit kesakitan. Itu tandanya Ritaku mau ejakulasi dan klimaks. Kukuatkan agar cairan air sorgaku nggak muncrat dulu sampai Ritaku mencapai klimaksnya. Tiba-tiba.. "Paahh oogghh aduuhh Maamah keluuaarr ooghh aduuhh gilaa oowwhzz aahh Papaahh.. uughh uughh uugghh", dia sekali lagi menggigit lidahku sampai berdarah barangkali, sambil mencubit keras pahaku, itu memang kebiasaannya kalau meregang menahan klimaks luar biasa. Aku tak peduli apapun yang dilakukan Ritaku demi kepuasan kekasihku ini. Aku terus mengentotkan kontolku semakin gila dan rasanya sudah nggak tahan lagi menahan spermaku muncrat di memeknya yang kusayangi. Rita sudah kepayahan rupanya, katanya memeknya terasa ngilu kalau dia keluar duluan dan aku masih semangat mengentotkan kontolku keluar masuk memeknya.

"Cepeet doong yaang aach Mamaah capee", katanya dan akhirnya.. "Ooogghh.. Maahh.. Papah jugaa keluaarr.. ooghh.. ooghh.. ooghh.. Mamaahh.. aduuhh eemmhhzz! Kami sama-sama meregang, mengejang, mendelik, menggelepar, seakan jiwa raga kami terbang ke angkasa luas nan indah, ke alam surgawi dunia fana entah sampai kapan kami akan memagut cinta, tapi rasanya memang sulit berpisah. Kupeluk dan kucium Ritaku yang terkulai puas dengan senyuman tersungging di bibirnya yang merah muda tanpa gincu. Kulumat lagi bibirnya habis-habisan, dia melenguh manja dengan mata tertutup letih tanda puas yang luar biasa. "Paahh, Mamah cinta.. jangan tinggalin Mamah ya sayaang!" Aku mengangguk saja karena aku pun sangat mencintainya. Kemudian Rita dan aku rupanya tertidur pulas dalam keadaan berpelukan mesra dan bugil dan kontolku masih sedikit menancap di memeknya. Kulihat jam tanganku sudah menunjukan jam dua pagi. Hawa dingin kota Bandung dan ketika aku tersadar bahwa kekasihku masih tergolek mesra di pelukanku dengan telanjang bulat, nafsuku mulai bangkit kembali dan kontolku sedikit demi sedikit mulai menegang dan keras kembali.

Kubangunkan Ritaku, dia terbangun kami sama-sama berciuman kembali walaupun belum gosok gigi. Tapi cinta mengalahkan segalanya, semuanya terasa indah dan harum wangi. Rita juga kemudian terangsang kembali dan kami bersenggama lagi habis-habisan sampai jam empat pagi sampai seluruh badan terasa lemas dan lunglai. Nggak apa, kami makan apa saja yang membuat tubuh segar kembali dengan memesan ke Room Service. Hari Sabtu pagi sampai siang hari kami terus tidur berpelukan mesra, pintu kamar terus berstatus "DO NOT DISTURB" sebab ada dua sejoli yang sedang memagut kasih, dan sampai Minggu pagi kami terus bercinta dan ngentot tak bosan-bosannya sampai tujuh kali. Minggu siang sekitar jam 12.00 Togar datang sesuai janji untuk mengantarkan Rita pulang, sambil mendropku di stasiun kereta api. Oh, setianya Batak satu ini, benar-benar kawan sejati dia. Dia cuma cengar-cengir penuh arti ketika bersalaman di stasiun dan berpisah denganku. Dari mobil, Rita melambaikan tangan dan menempelkannya di bibirnya. "Hati-hati kau bawa dia kawan, dia sedang mengandung anakku, cari jalan yang mulus!" perintahku pada Togar. "Siap boss, akan kulaksanakan perintahmu!" katanya tegas. Batak ini memang tegas dan kasar, tapi hatinya sangat lembut dan baik. Sekali lagi aku berpelukan dengan Togar, sebelum Kijangnya yang membawa Rita hilang dari pandanganku.

Aku berjanji pada Rita untuk sesering mungkin datang ke Bandung, tak peduli apakah si Yudi keluar kota atau tidak sebab cinta kami begitu indah.

TAMAT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.