Bokep Viral Terbaru ABG Simpanan Om PEMERSATUDOTFUN

ABG Simpanan Om

Tidak ada voting

kamu melihat pesan ini karena adblocking menyala sehingga keseluruhan koleksi kami sembunyikan. kamu berusaha menghilangkan iklan maka kami juga akan menutup seluruh koleksi klik cara mematikan ADBLOCK
Download free VPN tercepat
ABG, Simpanan
video tak dapat diputar? gunakan google chrome, matikan adblock, gunakan 1.1.1.1
untuk menonton konten ABG, Simpanan yang ada pada kategori TEEN published pada 19 Mei 2023 sila click button Download lalu click STREAMING di atas untuk menyaksikan streaming ABG Simpanan Om secara free, dapat pula click STREAMING 1 etc button di bawah player. jangan lupa di fullscreen agar iklannya tidak muncul, jika keluar jendela iklan cukup tutup sahaja
Content Yang Serupa :
Advertisement
klik foto untuk besarkan saiz dan semak halaman seterusnya

Daftar Foto :



Komputerku Yang Berjasa 03


Sambungan dari bagian 01

Tengah malam aku terbangun. Aku melirik jam. Pukul tiga lewat 12 menit. Di sebelahku Susi terbaring pulas. Lelah karena kenikmatan yang dia reguk bersamaku, membuat dia tidak sempat mengenakan apa-apa. Buah dadanya kecil seperti telur mata sapi. Memeknya tertutup bulu yang lebat. Tidak kusangka aku dapat menikmati tubuh indah Susi. Tidak pernah kubayangkan kontolku dapat merasakan jepitan memeknya yang hangat. Susi yang berniat membantu mengetik, malah melayani nafsu birahiku yang selalu membara setiap melihat bagian vital wanita cantik.

Kontolku kencang. Bukan karena terangsang, tapi karena ingin pipis. Segera aku beranjak. Cukup dengan sarung aku ke kamar mandi. Tidak sampai lima menit aku sudah kembali. Di depan pintu kamarku aku menginjak sesuatu. Setelah kulihat, ternyata jepitan rambut. Aku merenung. Susi yang berambut pendek tidak mungkin mengenakan jepit rambut. Jadi ini pasti milik Henny. Tapi kapan jatuhnya. Sewaktu di kamarku, rambut Henny dibiarkan terurai.

Aku mengerutkan kening. Jangan-jangan semalam dia terbangun karena terusik suara rintihan Susi, lantas keluar. Korden kamarku memang tidak dapat tertutup rapat. Aku yakin Henny pasti mengintip aku yang sedang berasyik masyuk dengan Susi. Ah biarin saja. Aku malah senang Henny dapat melihat adegan-adegan mesraku dengan Susi.

Tiba-tiba aku merasa mendapat firasat baik. Kemarin saja Henny mengulum kontolku, padahal saat itu hanya melihat CD bokep. Sedangkan tadi malam dia melihat langsung. Aku yakin dia pasti ingin merasakan kenikmatan seperti yang kuberikan pada Susi.

Aku segera menuju kamar Henny. Aku beruntung kamarnya tidak dikunci. Tanpa kesulitan sedikit pun aku masuk kamar Henny kemudian kututup lalu kukunci. Kulihat Henny tidur pulas. Kimono-nya tertutup rapat. Tapi aku melihat celana dalam dan BH-nya berserakan di lantai menutupi buku kecil yang terbuka. Ternyata buku diary. Buku inikah yang dimaksud Susi. Kubaca buku diary itu sambil duduk membelakangi Henny.

Tidak perlu dari awal. Cukup bagian yang berkaitan dengan diriku. Kusimpulkan saja begini, sebelum peristiwa yang kuceritakan di bagian pertama kisahku ini, ternyata Henny sudah tahu banyak tentang diriku. Dari siapa lagi kalau bukan dari Toto, adiknya. Dari Toto lah Henny tahu aktivitas-aktivitasku yang berkaitan dengan pelampiasan nafsu birahiku. Akhirnya Henny menyimpulkan bahwa aku ini tergolong laki-laki yang besar nafsu sex-nya.
Kemudian dia menambahkan dengan tinta merah, "Tapi aku lebih percaya bukti nyata daripada kata-kata adikku. Dan aku akan membuktikannya sendiri."






Aku tersenyum membacanya. Pada halaman berikutnya lebih seram lagi. Kemarin, sewaktu aku melihatnya telanjang di depan komputerku, ternyata sebelum tidur dia sempat memutar CD bokepku dan menggerayangi memeknya sampai dia klimaks. Karena lelah Henny langsung tertidur dan tersadar saat aku meraba-raba buah dadanya, menjilat memeknya, menggesek-gesekkan kontolku ke memeknya. Dia juga pura-pura ngecek pekerjaanku, padahal dia ingin menuntaskan permainan birahinya yang sempat terputus. Yang terbayang di matanya hanyalah kenikmatan kontolku yang tegang menembus memeknya. Dan kemarin Henny terpaksa hanya mengulum kontolku dan menelan spermaku. Alasannya sudah pagi. Aku menghela napas.

Tinggal selembar lagi yang belum kubaca. Yaitu catatan hari ini. Sepanjang siang Henny tidak dapat konsentrasi. Yang diingat selalu kontolku. Katanya, pacar pertama dan yang kedua, kontolnya tidak sebesar kontolku. Karena itulah dia berencana malam harinya ingin mengetik lagi di kamarku dengan harapan aku menggodanya. Tapi ternyata gagal karena ada Susi. Aku menarik napas panjang.

Masih ada halaman terakhir. Halaman inilah yang membuat jantungku berdebar-debar. Bagaimana tidak. Dugaanku ternyata benar. Henny melihat adegan mesraku dengan Susi. Dan dia benar-benar terangsang. Dia mengaku, setelah puas menikmati tontonan yang mengasyikkan, dia segera ke kamar kemudian melepas semua pakaiannya. Sambil membayangkan kontolku, Henny mengocok sendiri memeknya dengan pisang setengah matang yang dia ambil di dapur sebelum dia masuk ke kamar.

Di akhir halaman diary-nya dia menutup dengan kalimat. "Aku sungguh berharap seandainya Mas Alif ada di kamar ini, aku akan pasrah mereguk kenikmatan dari kontolnya yang kukagumi kehebatannya."
Hampir-hampir aku tidak percaya membaca tulisan Henny. Benarkah dia menginginkan kontolku? Bukankah sekarang aku ada di kamarnya. Kututup buku diary Henny dan kuletakkan di sampingku.

Bulu romaku merinding. Bukan karena membayangkan ucapan Henny di diarinya, tapi karena ada sesuatu yang merambat di tubuhku. Sepasang tangan lembut menggerayang dadaku dan meraba boba susuku. Sepasang bibir mengecup tengkukku. Desahan napasnya terasa hangat menghembus sampai ke telinga.

"Mass.." Hanny memelukku erat.
Buah dadanya yang besar terasa kenyal mengganjal punggungku. Aku menoleh ke belakang. Henny menatapku. Bibirnya tersenyum kemudian terbuka. Kumiringkan badanku. Kusambut bibir Henny dengan mengecupnya. Henny balas mengulum dan menyedot bibirku. Aku merinding. Jari Henny mengelus-elus boba susuku. Sesekali dia memijatnya pelan. Sambil menyedot lidahku, tangan Henny meluncur ke perut. Dibukanya gulungan sarungku, kemudian tangannya meraih kontolku. Dengan lembut Henny meremas-remas kontolku. Birahiku bangkit. Kontolku mulai mengeras. Semakin diremas semakin kencang.

Aku juga tidak mau ketinggalan. Tanganku ke belakang meraih buah dadanya. Kuremas buah dadanya yang menggelantung indah. Oh.. empuk sekali. Saking montoknya buah dada Henny sampai telapak tanganku tidak sanggup meremas semuanya. Tanganku menggerayangi buah dada satunya. Bukit kembar Henny terasa mulus saat tanganku berputar-putar merabanya. Boba susunya yang mencuat merah kupilin-pilin dan kutekan-tekan. Tubuh Henny bergoyang. Bobanya bergesekan dengan punggungku. Oh.., lembut sekali.

Kutarik tanganku ke bawah. Jariku langsung menyentuh bulu kemaluannya. Henny mengangkat pantatnya saat jariku menekan kelentitnya. Kutekan lagi kelentitnya sambil kujepit dengan dua jari.
"Nggmm.. Mass..!" Henny balas meremas kontolku.
Bibirnya terus berpagutan dengan bibirku. Matanya terpejam menikmati gesekan-gesekan jariku di kelentitnya. Kutekan jariku agak ke bawah menyentuh liang memeknya. Tubuh Henny menggelinjang saat ujung jariku menyusup ke dalamnya. Tangannya meremas kuat kontolku.

Saat remasan di kontolku agak melemah, jariku yang masuk sedalam satu centi kuputar mengelilingi liang memeknya.
"Aaahh.. sshh..!" Henny merintih nikmat sambil mengocok kontolku.
Kulirik kontolku sangat tegang. Botak kontolku membesar seperti mau meledak. Pantatku bergoyang mengikuti irama kocokan tangannya. Kudorong lagi jariku menembus memeknya.

"Oohh..!" pantat Henny bergoyang ke depan menyambut tusukan jariku.
Memeknya menelan jariku sampai ke pangkal. Cairan pelumas yang mengalir keluar memudahkan gerakkan jariku keluar masuk menggesek memeknya. Henny mengerang merasakan kenikmatan gesekan jariku.

Tiba-tiba Henny melepaskan kontolku. Tanganku yang asyik mengocok memeknya ditarik sampai lepas. Aku segera membalikkan badan. Di depanku, Henny duduk menyandarkan kedua tangannya ke belakang. Kaki terbuka lebar. Aku terpana melihat tubuh Henny yang telanjang bulat. Matanya sayu memandangku. Buah dadanya montok menggelantung menggodaku untuk meremasnya. Boba susunya mencuat menantang mulutku. Kemudian mataku terpaku pada bukit kecil yang ditumbuhi rambut-rambut kecil. Posisi duduknya membuat memeknya terkuak. Kelentitnya yang merah mengkilat karena basah oleh cairan pelumasnya. Liang memeknya juga basah. Aku menelan ludah. Kontolku berdenyut-denyut ingin cepat-cepat menyusup ke memeknya.

"Maass.." Henny menatapku sayu.
Pahanya dibuka lebar-lebar. Memeknya terpampang indah. Benar-benar pemandangan yang menggairahkan. Aku merangkak mendekatinya. Kudekatkan bibirku ke wajahnya. Henny menyambut mengulum bibirku. Kemudian bibirku merambat turun ke dadanya. Kujulurkan lidahku berputar menyapu bulatan buah dadanya. Semakin lama putaran lidahku semakin ke tengah. Henny mengelus kepalaku saat lidahku menyapu boba susunya.

"Nghh.. sshh.. uuhh..!" Henny mengerang nikmat merasakan lidahku menari-menari membasahi bobanya.
Kugerakkan lidahku menyusuri buah dada satunya. Kali ini mulutku langsung melahap bobanya. Kusedot pelan-pelan boba susunya yang sudah mengeras itu.
"Oohh.. Mass.. nikmat..!" Henny membenamkan wajahku ke bukit kembarnya.
Aku langsung membalasnya. Kuremas buah dadanya sambil kusedot boba susunya kuat-kuat.
"Aauugh.. eengghh.. sshh..!"
Sekitar lima menit mulutku bermain-main di buah dadanya. Sambil terus meremas buah dadanya, aku merebahkan tubuh Henny. Pahanya terbuka menantang memancing birahiku melumat memeknya. Aku menundukkan kepala mencium memeknya. Erangannya mengiringi lidahku yang menjilat-jilat kelentitnya. Aroma memeknya membangkitkan nafsuku. Cairan pelumas yang mengalir keluar menyatu dengan liurku menambah kenikmatan tersendiri bagiku.

"Oohh.. sshh.. eehh..!" pantat Henny bergoyang merasakan ujung lidahku menggelitik liang memeknya.
Erangan-erangannya semakin membuatku beringas. Cairan yang keluar dari memeknya semakin banyak. Dari mulutku terdengar seruputan di memeknya. Kusedot memeknya kuat-kuat. Aku tidak perduli dengan wajahku yang basah karena belepotan cairan memeknya. Yang kuinginkan hanya satu. Aku ingin memberikan kepuasan dengan sedotan-sedotanku. Henny masih berusaha menarik pantatnya. Tapi aku menahannya dengan memeluk pahanya erat-erat. Tiba-tiba tubuhnya mengejang. Tangannya menjambak rambutku.

"Ooohh.. Mas.. uughh..!" Henny mengerang panjang.
"Ssyurr.. ssyurr.. ohh..!" cairan hangat megalir dari memeknya.
Lidahku langsung menyambutnya dengan menghirup dan menjilatnya. Oh.. sedap sekali. Babak pertama telah usai. Cukup dengan melahap memeknya, Henny kubuat kelabakan.

Sekarang babak kedua. Aku merangkak di atas tubuh montok yang telentang pasrah. Pahanya terbuka siap menerima serangan berikutnya. Matanya melirik kontolku yang terayun-ayun. Diraihnya kontolku dan diarahkan ke memeknya. Kontolku yang sudah keras itu digesek-gesekkan ke kelentitnya. Setelah dirasa cukup barulah ditancapkan di liangnya.

Henny membuka pahanya lebar-lebar. Kudorong pantatku pelan-pelan. Tanpa mengalami kesulitan kontolku amblas menembus sampai ke dasar. Henny merintih pelan. Matanya sayu menatapku. Buah dadanya naik turun mengikuti irama napasnya. Aku tidak mau buang-buang waktu. Kulahap buah dada montok itu. Kusedot-sedot dan kugigit-gigit boba susunya. Kuangkat pantatku sedikit. Gesekan kontolku dan jepitan memeknya terasa nikmat sekali. Henny meremas dan menarik pantatku. Kontolku amblas lagi menembus memeknya. Oh.. enak sekali.

Aku terus menggerakan pantatku naik turun. Kontolku yang mengocok-ngocok memeknya terasa berdenyut-denyut. Cairan pelumas yang meleleh dari memeknya menghangatkan kontolku. Meski memeknya terasa licin, tapi tetap saja enak. Kontolku lebih leluasa keluar masuk. Tusukan-tusukanku jadi semakin cepat. Kudorong pantatku kuat-kuat. Ujung kontolku menyentuh bagian yang terdalam. Henny menggelinjang hebat. Pantatnya bergoyang ke kiri ke kanan menyambut kocokan kontolku.

"Auuhh.. ooghh.. uughh..!" kocokan kontolku yang semakin cepat membuatnya Henny mengerang-erang.
"Gigit Mass..! Sedot yang kuat Mass..! Oogh..!" jerit Henny sambil membenamkan wajahku ke buah dadanya.
"Oughh.. augh.. Mass.. enak sekali.. Mas Alif..!"

Tubuh Henny meliuk-liuk seperti cacing kepanasan. Keringatnya bercucuran sampai membasahi sprei kasurnya. Napasnya tersengal-sengal. Henny benar-benar merasakan kenikmatan yang sangat.
"Mass.. oogghh Mas.. oogghh..!" tiba-tiba Henny memelukku erat sekali.
Kakinya diangkat kemudian menjepitku. Kontolku jadi agak seret. Kudorong kontolku lebih kuat. Pantatnya terangkat tinggi-tinggi menyambut kontolku yang menghujam kuat.

"Mass.. Hennyy nggaakk kuaatt.. uughh..!"
Goyangan pantatnya semakin menggila. Sodokan-sodokan kontolku disambut dengan jepitan memeknya.
"Maas.. Oogghh.. yang cepat lagi..!"
Aku mengerahkan seluruh energiku. Kudorong pantatku kuat-kuat. Kepala kontolku terasa membesar. Denyutannya terasa semakin hebat. Aku semakin tidak sabar menanti lama-lama. Henny sudah seperti orang kesurupan. Wajahnya mendongak ke atas menikmati kocokan kontolku. Mulutnya mengerang keenakan semakin membuatku beringas.

Tubuhnya tiba-tiba mengejang hebat.
"Ooghh.. aauu.. shh.. enak sekali.. ohh..! Mass.. uughh.. Henny.. ugghh..! Nggak kuat.. Mas..! Uugh.. Mass..! Hennyy ngaak kuatt.. aughh..!" memeknya menjepit kencang sekali.
"Serr.. serr.. serr.." dari dalam memeknya cairan hangat menyembur menyiram kontolku.
"Ough.. Henyy..!" aku ikut merintih nikmat.

Kontolku berdenyut kuat. Spermaku sudah di ujung kontol. Sebentar lagi detik-detik kenikmatan akan kureguk bersama semprotan spermaku di memeknya. Aku sudah tidak kuat lagi. Cairan hangat dari memek Henny memaksaku menyudahi permainkanku.
"Ouhh.. uugghh.. Henny.. aku nggak kuat lagi..!" kubenamkan dalam-dalam kontolku menghujam memeknya. Akhirnya pertahananku bobol.

Spermaku menyembur deras menembak kuat memeknya. Jeritan kenikmatan mengiringi semburan spremaku. Aku terkulai lemas di atas tubuh Henny. Buah dadanya yang montok mengganjal hangat dadaku. Henny tersenyum sambil mencubit hidungku.

"Mas.. nghmm..!" mulutnya mendesah mengulum bibirku.
Kusambut kulumannya dengan mesra.
"Makasih ya, Mas," Henny melepas ciumannya, "Nikmaat.. banget."
"Aku juga Henn.."

Aku berguling ke samping. Kulirik buah dadanya yang montok itu. Sungguh luar biasa. Akhirnya kesampaian juga aku menikmati tubuh Henny yang seksi. Buah dadanya benar-benar kenyal. Apalagi memeknya. Jepitannya kuat dan hangat sekali. Aku terpejam, ngantuk sekali. Aku tidak sempat melihat jam. Kupejamkan mataku metutup malam kenikmatan bersama gadis cantik di sampingku.

Begitulah teman-teman. Akhirnya Henny kembali sibuk dengan kuliahnya, meninggalkan kenikmatan indah yang tidak mungkin kulupa. Ada pun Susi, setelah peristiwa itu menghilang entah ke mana. Kabar terakhir dari surat Henny, sekarang dia tengah hamil 6 bulan. Saat itulah aku baru tahu ternyata Susi sudah menikah saat berhubungan badan denganku. Ya Tuhan.

TAMAT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.